TERSERAH
(Karya :
Layinatush shifah & Firda Widya )
Kenalkan aku
Tino.
Hari ini, hari
pertama aku masuk sekolah di sekolah baruku yaitu SMP Negeri 1 Bandungan yang
jaraknya nggak terlalu jauh dari rumah baruku ... Aku sering pindah-pindah
sekolah kaya gini karena aku harus ikut ayahku dinas. Maklum ayahku seotang TNI
jadi keluar masuk kota, keliling dari ujung sampai ujung, haddehh pokoknya
capek dech.
Sampai di depan
gerbang sekolah nggak sengaja aku nabrak cewek, yahh gak.papa lah Cuma
kesalahan kecil. Aku diantar ayahku untuk menemui Bapak panji madya{wali
kelas}, karena udah waktunya masuk aku masuk bersama wali kelas VIII itu. Ternyata
aku masuk di kelas VIIIa yang murid-muridnya pada pinter, cerdik,
jenius katanya. Setelah sampai di kelas aku langsung memperenalkan diri dan
semua murid di kelas itu merasa gembira karena ada murid baru yang SuperGanteng
kaya aku :D, kecuali satu siswa cewek yang tadi, menurutku dia cantik tapi masak
iya dia nggak mau punya temen baru yang SuperGanteng kaya aku. Entahlah.
Di kelas itu
nggak ada bangku kosong lagi kecuali satu, di samping cewek tadi yang aku
tabrak. Ternyata dia juga kelas VIIIa. Aku langsung aja duduk di
sampingnya, dan spontan aku langsung minta ma’af atas kejadian yang tadi. Dia
cuma mengangguk. Pelajaran hari ini berlangsung lancar. Saatnya pulangg....
Hari ke-2.
Aku punya temen
baru sekarang namanya Reza cowok yang bagus luarnya doang tapi otaknya agak
telmi JJJ, rumahnya nggak jauh dari rumahku yang
baru. Jadi hari in aku berangkat sekolah sama dia. Dalam perjalanan kami
berbincang-bincang. Reza bilang sama aku kalo cewek yang duduk sama aku namanya
Nina yang katanya siih primadonanya SMP situ {iyya lah primadona, orang dia
cantik, putih, manis, tinggi, pinter lagi} tapi sayang Nina orangnya SuperCuex.
Gak kerasa udah
sampai sekolah aja, buru-buru aku masuk e kelas karena jam pertama adalah mapel
PKN yang katanya gurunya SuperGalak {dari tadi katanya terus, kapan katamu
???}. Dari tadi dijelasin gak ada yang masuk di otak, yang ada cuma makanan
melulu dari tadi, maklum dari pagi belum sarapan. Mungkin aku kelihatan nggak
konsentasi mengikuti pelajaran, Bu Rena {guru PKN } tiba-tiba langsung
mendekatiku dan aku di kasih pertanyaan, yahhh... namanya orang nggak konsen ya
nggak tau apa yang dijelasin tadi. Aku langsung nginjek kaki Nina dan langsung
bilang “Mau jawab apa niih, aku tadi nggak dengerin soalnya”, Nina Cuma jawab
“Teserah”, hadduh ini cewek kenepa cutek banget siih. Karena aku nggak bisa
jawab, akhirnya aku dihukum buat ngebersihin kamar mandi siswa yang luasnya
kaya istana. Haddeh LLL. Toilet cowok udah, sekarang tinggal
toilet cewek. Waktu aku mau ngebersihin kamar mandi terakhir, pintunya tertutup
nggak tau lah, entah kamar mandinya baru direnofasi. Karena penasaran aku
dobrak itu kama mandi. Ehhh ternyata di dalem ada orangnya, hadduh gimana niih.
Aku langsung lari sekencang mungkin (biar mirip atlet lari gitu JJ), nggak sengaja ketemu sama Reza yang
mau ke kantin, aku ikut dia ke kantin. Reza yang kelihatannya ganteng, cool
kaya gitu ternyata kalau makan kaya ButoIjjo, semuanya langsung habis, padahal
tadi pesen makanannya banyak banget. Karena bel masuk sudah berbunyi kami
kembali ke kelas. Tanpa aku sadari ternyata ada tugas Bahasa Indonesia, dan aku
harus buru-buru buat tugasnya. Nina yang sedang asyik membaca buku langsung
menanyaiku “Belum buat, no ??”, “Belum nihh, eh kalo yang nomer 8 apa ya
kira-kira”, dengan enjoynya Nina hanya menjawab “Terserah,
itu kan tugasmu bukan tugasku. Jadi pikir aja sendiri. EGP”. Sabar aja kalau
aku digituin {aku rak popo L} ,
mungkin baru kenal jadi nggak terlalu akrab. Tapi yang lain juga nggak se-cutek
itu. Tugas belum selesai, gurunya udah datang, haduh ini otak kenapa nggak bisa
diajak kompromi sih. Kena hukum lagi. Tapi untung ada temennya yaitu si cowok
keren yaitu Reza. Ternyata dia juga nggak buat tugas hari ini, hukumannnya cuma
disuruh keluar kelas. “Kita samaan terus ya, no. Memang kita ditakdirkan untuk
jodoh no”, cowok yang agak telmi bilang gitu. Sepontan aku langsung kaget lah,
aku jadi takut sama dia, jangan-jangan dia suka sama laki-laki atau dia
saudaranya Si Emon yang ada di TV. “Haah, kamu lagi demam ya za”; “Nggak no,
kan ini cuma bercanda. Biar rame sedikit”. Kami berdua tertawa terbahak-bahak,
keras banget suaranya. Dimarahin lagi, eh tepatnya “Tambahan Hukuman”.
Menurutku permulaan yang sangat bagus sekali J. Bel pulang sudah berbunyi dan waktunya
pulang.
Hari ini aku
pulang sendiri lagi karena si Reza ada ekstra volli har ini. Tidak sengaja, aku
bertemu dengan Nina. Ternyata rumahnya satu jalur denganku, kami saling
berbincang-bincang {tepatnya sih ngintrogasi, aku terus yang tanya}.
Aku :”Kox jalan, Na.”
Nina :”Iya lah, kamu kira ngesot
?”
Aku :”Cutek banget sih kamu.”
Nina :”Terserah
aku dong, aku yang cutek kok kamu yang sewot.”
Aku :”Iya iya. Memangnya rumah
kamu mana ?”
Nina :”Lihat aja sendiri, nanti
juga tahu.”
“Aku duluan”
Aku :”Iya, lain kali aku boleh
mampir ke rumahmu, kan ?”
Nina :”Ya terserah kamu.”
Perbincangan yang
cukup panjang, ternyata rumahnya satu kompleks denganku. Alhamdulillah akhirnya
sampai rumah juga. Belum juga ganti baju udan dipanggil sama bunda. Aku disuruh
nganterin barang ke rumah Bpk.Alex, dan ternyata itu rumahnya Nina. Sampai di
sana ternyata Ninanya nggak ada, tapi tak apalah yang penting udah tau rumahnya
, jadi kalau ada tugas tinggal ke rumah Nina.
“Barangnya udah
aku anter,Bun”;”Terima kasih ya kak”
Akhirnya malam
pun tiba, saatnya untuk belajar. Aku nggak mau hal seperti tadi terulang lagi. Jam baru menunjukan jam 20.00 tapi aku udan
ngantuk banget. Untung semuanya udah selesai.
Hari ini cerah,
surya tinggi gagah, menyinari setiap insan yang menyapanya. Pagi ini melangkah
dengan penuh kekuasaan, awan pun mengatakan “Iyya” padaku tentang kekagumannya
(hehe J aku puitis kan). Sudah tiga hari aku
sekolah dan bahkan satu bangku dengan Nina, tapi kenapa si cewek cantik itu
masih saja cutek padaku L. Kalau
ditanya jawabannya cuma “Terserah”. Entahlah.
Mapel IPS ada tugas kelompok, aku satu kelompok dengan Nina {Assyyikk bisa curi
kesempatan niih}.
Aku :“Nin, tugasnya mau dibuat kapan?”
Nina :”Terserah”
Aku :”Lho kok terserah,
ini kan tugas kelompok Nin?”
Nina :”Ya
terserah kamu, kamu bisanya kapan. Lagi pula
kamu juga udah tau rumahku kan”
Aku :”Tau
dari mana kamu alau aku tau rumahmu?”
Nina :”Dari
ayah”
Aku :”Oh
ya”
Nina :”Aku
duluan mau cari buku buat tugas kita nanti”
Aku :”Aku
boleh ikut?”
Nina :”Terserah kamu”
{dari tadi terserah
terus, iya lah orang judul cerpennya TERSERAH}.
Pelajaran berlangsung lancar hari ini,
aku tadi malem udah Tobat jadi nggak mau buat onar lahi. Kemarin udah puas
khilafya.
Aku buru-buru pulang karena nanti sore
mamu ngerjan tugas di rumah Nina. Jam udah menunjukan jam 15.30, masih capek
rasanya. Tapi tak apalah dari pada tugas IPSnya nggak selesai. Habis mandi,
ganti baju, langsung tancap gas. {kaya lagunya ENSO aja “tancap gas”}. Karena
rumah Nina agak jauh dari rumahku, aku naik sepeda aja sekalian olahraga J. “Tok..tok..tok
Assalamu’alaikum”;”Wa’alaikumsalam, eh kamu No, masuk”.
“Ini langsung mau nerjain tugas, Na”;”Terserah”. Dari pada aku dicutekin melulu mending
langsung dibuat aja tugasnya. Nggak lama kemudian Bundanya Nina datang. Aku
langsung nyapa bundanya Nina biar dianggep anak baik-baik gitu. Hehe JJJ. Nggak kerasa udah mau maghrib aja, aku
langsung berpamitan untuk pulang. Sampai di rumah ternyata Ayah sudah pulang.
Saatnya makan malam. Aku duduk di samping Ayah.
Ayah :”Nak,
dua hari lagi kita akan pindah ke Solo”
Aku :”Kenapa
yah, padahal kita baru seminggu di sini. Lagi pula Tino betah kok di sini”
Ayah :”Iya,
Ayah tau itu. Tapi ayah ditugaskan untuk dinas ke Solo ”
Aku :”Ya
sudah yah. Tino mau ke kamar dulu, udah ngantuk”
Ayah :”Sepertinya
anak kita marah, Bun”
Bunda :”Itu
hal yang wajar yah. Nanti juga sembuh sendiri marahnya”
Pembicaraan waktu itu membuatku sedih,
karena sudah banyak pengalaman yang aku dapat. Baru kali ini aku nggak setuju
kalau pindah. Nangis deh LL. Nggak papa sekali doang nangisnya.
Esok harinya...
Bel istirahat udah berbunyi. Aku ngajak
Nina dan Tino pergi ke kantin, buat ngomongin semua ini.
“Ma’afin aku ya !! kalau selama aku jad
teman kalian sering buat salah sama kalian”. Mereka mengerutkan dahi. Bingung
mungkin dengan perkataanku yang tadi. “Emang kamu mau kemana, Tin ??”, jawab
mereka serentak. Aku bilang kalau besok aku mau pindah ke Solo. “Lhoh Tin
kenapa buru-buru sih ?”, tanya Tino. Aku coba jelasin ke mereka, cuma Tino yang
kelihatannya nggak rela kalau temannya yang ganteng ini mau pindah { PD abis J}. Kalau Nina sih nggak begitu merasa
kehilangan.
Aku :”Na,
kenapa kamu kelihatannya seneng kalau aku pindah ?”
Nina :”Karena
nggak ada lagi yang ganggu waktuku di rumah, nggak ada yang selalu tanya tugas,
nggak ada yang selalu bilang aku cutek, nggak ada yang selalu tanya saat
pelajaran Pkn.”
Aku :”Oh
itu, kamu tetep mau jadi temenku kan ?”
Nina :”Memang
kita pernah temenan. Kapan kamu ajak aku temenan ?”
Aku :”Hehe
J, memang belum sih. Jangan-jangan itu
yang buat kamu jadi cutek sama aku ?”
Nina :”Kalau
iya, kenapa ?”
Aku :”Iya
sudah, gini dehh. Kamu mau nggak jadi temenku ? Jarang lho aku bilang kaya gini
sama cewek”
Nina :”Terserah kamu”
Aku :”Kalau
terserah aku bearti mau donk. Ya udah gini deh aku traktir makan di kantin
sepuasnya. Sekalian buat ngerayain Hari Persahabatan kita”
Nina dan Tino:”Itu yang kita tunggu.
Hahaha JJ”
Mulai dari sekarang, kami sudah berteman.
Bel masuk sudah berbunyi, saatnya pelajaran lagi.
Saatnya pulang. Hari ini aku pulang
bersama Tino dan Nina, “Karena besok hari minggu, aku mau kalian berdua besok nganterin
aku ya.”;”Kemana??”
“Ke laut.”;”Ok kalau begitu.
Haha”.
Esok harinya...
Semua sudah siap. Tino dan Nina
pun juga sudah datang. Ayah dan bundaku jalan duluan buat lihat semua barangnya
udah pada kebawa atau belum. Aku berjalan menemui kedua sahabat terbaikku.
“Selamat tinggal kawan, kalian
teman terbaikku” ; “Aku akan
merindukanmu, sobat”, saut Tino. Nina hanya menatapku. “Nin, kamu kenapa?”.
Tiba-tiba Nina mendekapku sangat erat dan keluar air mata dari mata seorang cewek
cutek itu {Peristiwa langka niih}. “Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku sayang
kamu No” ; “Iyya aku tahu, aku janji aku akan sering main ke sini.OK.”
Semua berlangsung haru. Tino yang
badannya gede kaya gitu aja nangis juga. Ayah sudah memanggilku dan saatnya aku
untuk berangkat. Aku beteriak dari dalam mobil. “Ini bukan akhir dari
segalanya, teman. Aku sayang kalian”
Bye Nina, Tino dan juga
kenanganku. Tak akan pernah aku lupakan kalian.
{Its not easy to say “Good bye,
friend”}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar