BELAJAR PUISI DENGAN TEKNIK
SIMPAN PINJAM
Kalian tentu tahu koperasi bukan? Koperasi adalah badan usaha beranggotakan orang-orang atau
organisasi berbadan hokum yang berazaskan kekeluargaan yang salah satunya
bergerak dibidang simpan pinjam untuk kesejahteraan anggota. Sehingga segala
sesuatu yang berhubungan dengan uang di koperasi dapat dimusyawarahkan baik
menyimpan atau meminjam dengan konsekwensi yang telah disepakati bersama.
Puisi
bentuknya struktur terdiri atas beberapa bait yang tersusun atas beberapa larik
dengan bahasa yang digunakan bermakna kias dan simbol-simbol tertentu. Menulis
puisi sebenarnya mengungkapkan gagasan dalam bentuk puisi. Gagasan itu
dilandasi tema tertentu, oleh karena itu sebelum menulis puisi kita tentukan
dulu tema puisi. Tema akan berkembang dengan menentukan hal-hal apa yang
dikemukakan dalam puisi. Dalam menulisd puisi kalian harus memilih kata-kata
yang tepat atau diksi karena bukan hanya maknanya tetapi juga harus tepat
bunyi-bunyinya dalam menyusun kata-kata itu sedemikian rupa sehingga
menimbulkan makna estetis (indah) selain itu juga harus mendayagunakan majas
agar puisi yang demikian baik ( Bahasa Indonesia SMP/MTs VII : 84).
Dengan
teknik yang ditawarkan dalam koperasi yaitu simpan pinjam ternyata juga dapat
membantu kita dalam pembuatan puisi. Seperti yang telah dilakukan oleh penulis
dalam penelitian pada tahun 2012 di kelas VIIIA Semester Dua bisa diambil
kesimpulan bahwa dengan teknik simpan pinjam dengan media film documenter dapat
meningkat karena sebelum menggunakan teknik ini mereka mengalami kesulitan
dalam mencari diksi dengan tema tertentu atau tema bebas tetapi setelah
menggunakan teknik simpan pinjam enga media film documenter hampir seluruh
siswa yang ada di kelas VIIIB dapat menulis puisi dengan baik yaitu dengan
cara, guru menampilkan fil documenter lalu siswa menuliskan kata-kata dari film
yang di lihat, misal dalam film dokumenter Pahlawan Jendral Sudirman dapat
mereka tulis rel kereta api, darah, pesawat dan lain-lain. Ternyata dalam satu
kelas siswa yang menilskan kata-kata tidak sama meskipun dalam film documenter
yang sama yang mereka lihat. Kata-kata yang mereka peroleh dapat mereka simpan
atau pinjamkan pada teman yang lain untuk memperkaya dalam menulis puisi dengan
makna-makna simbolnya. Contoh salah satu puisi karya teman kalian yang
menggunakan teknik simpan pinjam ini adalah sebagai berikut :
DARAHMU BUKTI NEGERI INI MERDEKA
Bunyi Meriam yang mendentum
Suara tembakan yang membisingkan telinga
Langit hitam mencekam,
Api mengegelora yang memanas,
bak membakar semangat para pejuang kita
Tak
sedikit mereka yang gugur karena kebengisanmu
Tak
sedikit wanita dan anak-anak yang kehilangan suami atau bapaknya
Tak
sedikit orang-orang kehilangan harta bendanya
Itu
semua karena keserakahanmu.
Contoh puisi diatas adalah diksi
yang mereka peroleh dengan cara kerja sama dengan teman dalam satu kelas yaitu
denga cara menyimpan atau meminjamkan katanya setelah mereka melihat film documenter yang mereka lihat bersama.
Setelah kit abaca bersama puisi di atas bisa kita tentukan bahwa temanya adalah
puisi kepahlawanan karena filem yang mereka lihat adalah film tentang
perjuangan seorang pahlawan untuk Negara Tercinta Indonesia. Setelah kalian
baca hasil penelitian penulis tersebut
wajib kiranya kalian coba dalam menulis puisi.
Nama : Rini Pralistyawati, S.Pd.
Pangkat/ Gol : Pembina TK I / 4b
Instansi : SMP N I Bandungan Kabupaten Semarang
PengalamanMenulis : Finalis Lomba Karya Ilmiah Inovatif 2013.
PUISI ALAM
(By : Rini Pralistyawati, S.Pd.)
mesranya sapaan angin
menjamah tubuhku yang gersang
terbangkan semua kegersangan
cakrawala tampil cemerlang
berselendang pelangi
bumbui kemegahan alam
gemuruh ombak berkejaran di pantai
perjuangan yang tiada putus
sempat bangkitkan semangatku
nyalakan nyaliku
dari tidur panjangku
hamparan hijau tergelar
berpagar sungai peluntur kelelahan
berdinding gunung perkasa
tegar menyongsong zaman
kulahap kenikmatan yang hadir
dengan segenap inderaku
keindahan alam begitu sempurna
sulit tergambarkan lewat taburan kata
istana raya penuh kedamaian
kandung selaksa kasiat
ubat penolak duka
pendobrak kepengapan
gema alunan burung bervokal
serukan tembang kedamaian
keantero jagat gemerlapan
peredam gejolak emosi
peluruh keangkuhan
sekeluarga kelinci berpesta
diatas permadani hijau
berselimut kebahgiaan
panoramanya alam kian gemilang
matapun enggan berlalu
serasa berenang di telaga kedamaian.
menjamah tubuhku yang gersang
terbangkan semua kegersangan
cakrawala tampil cemerlang
berselendang pelangi
bumbui kemegahan alam
gemuruh ombak berkejaran di pantai
perjuangan yang tiada putus
sempat bangkitkan semangatku
nyalakan nyaliku
dari tidur panjangku
hamparan hijau tergelar
berpagar sungai peluntur kelelahan
berdinding gunung perkasa
tegar menyongsong zaman
kulahap kenikmatan yang hadir
dengan segenap inderaku
keindahan alam begitu sempurna
sulit tergambarkan lewat taburan kata
istana raya penuh kedamaian
kandung selaksa kasiat
ubat penolak duka
pendobrak kepengapan
gema alunan burung bervokal
serukan tembang kedamaian
keantero jagat gemerlapan
peredam gejolak emosi
peluruh keangkuhan
sekeluarga kelinci berpesta
diatas permadani hijau
berselimut kebahgiaan
panoramanya alam kian gemilang
matapun enggan berlalu
serasa berenang di telaga kedamaian.
TRAGEDI BINTARO
(By : Rini
Pralistyawati,
S.Pd.)
Bintaro……..
Kini
kau telah murka kembali
Hawa
panas terasa di kota Jakarta
Karena
Bintaro Telah terbakar
Ular panjang
berjalan berirama
Membawa
gerbong siap menyongsong senin di pagi itu
Yang
menggores Bintaro memakan korban kembali
Kini
Tuhan telah berkata beda
Seninmu
berubah menjadi pagi yang panas karena kobaran api
Harapan
hanya tinggal catatan sejarah
Yang
menggores Bintaro memakan korban jiwa
Wajahmu
tampan bagai hatimu yang sangat mulia
Kini kau
tahu nyawamu terancam
Tapi kau
selamatkan puluhan wanita
Kau telah
menjadi pahlawan kemanusiaan
Gugur karena
setia akan tanggung jawab
Gadis
manis dari tanah Karo
Kau
dating ke kota ini tuk gapai cita
Kau
harapan sanak saudara
Kini
….
Kau
telah di surga karena pagi itu
Wanita-wanita
itu telah tiada
Tapi Tuhan
mencintaimu
Karena
setiap langkahmu adalah ibadah
Demi anak
dan keluarga
Beristirahatlah
dengan tenang
KarenaTuhan
akan memberikan tempatmu yang indah.
WANITA BERKONDE BESAR
(By
: Rini Pralistyawati, S.Pd.)
Ia terduduk lemas di atas
balai-balai depan rumahnya, sesekali mengelap keringat didahinya. Ia tidak
menyangka kalau dari sejumlah anaknya ada yang takbiatnya jauh dari seperti
anak-anaknya yang lain. Wanita itu berfikir sepertinya baru satu tahun kedua
anaknya itu berada di hotel berneo dari lima tahun yang dijatuhkan hakim saat
sidang yang lalu. Perasaan senang bercampur takut berita yang ia dengar dari
polisi Boyolali tadi.
“Lho kamu sudah pulang Kas?”, kata
Wanita itu. “Ia mbok, capek sekali rasanya mbok, boleh aku masuk untuk
istirahat”. “Ia, masuklah tapi sebentar Kas, tadi pak RT dating menanyakan
keberadaan Gembong sama Slamet”. “Lalu simbok bilang apa sama Pak RT”, kata
Kasminah karena terkejut karena kedua anak laki-lakinya yang satu hari ini ia
pikirkan. “ Aku hanya bilang kalau Gembong sama Slamet sedang di rumah
bapaknya”, kata simbok ibu Kaminah itu. “ Ya udah kalau begitu, aku istirahat
dulu ya mbok”. “Ya sana pintu kamarnya dikunci aja dari dalam nanti anak-anak
mengganggu istirahatmu”.
Matahari
kini mulai terbenam, hujan rintikpun turun dengan tenangnya. Suasana di
keluarga Kasminah tampak sepi karena anak-anaknya sudah masuk kamar
masing-masing, ada yang sudah tidur, ada yang lagi baca komik dan ada yang lagi
serius belajar. Kasminah adalah wanita solo yang berasal dari Kecamatan
Nusukan. Parasnya yang sangat cantik itu tidak mustahil bisa menaklukkan
sejumlah pria, yang kata orang kecantikan Kasminah bak Roro Mendhut bahkan ada
sebagian orang mengatakan Kasminah adalah titisan dari Roro Mendhut. Jadi tidak
mustahil kalau anak Kasminah ada Sembilan dari delapan suaminya. Suami Kasminah
ada yang jadi pejabat pemerintahan, pilisi, tentara, buruh pabrik, dan ada juga
gali pasar Nusukan. Tapi suami tidak ada yang menikahi secara resmi atau
melalui kantor agama tapi hanya nikah siri aja.
Suara
pintu terdengan diketuk orang dengan kerasnya. Tokkk….tokkkkk, tokkkkk…
“ Ya siapa di luar”, kata simbok . “ Aku mbah
Gembong karo Slamet, cepat buka pintunya”. Kata dua pemuda dari luar balik
pintu. “ Ha… Gembong sama Slamet?”, kata simbok terkejut sambil berjalam menuju
pintu. “ Mbah aku pulang”, kala Slamet. “ Lho…. Kamu… kamu”. Kata simbok gemetaran.
“ Apa… aku melarikan diri, ndak usah takut aku sama gembong memang sudah bebas
pasti kalian tidak percaya ini bukti suratnya”. Slamet menunjukkan surat
bebasnya sama ibu dan mbahnya. “ Betul kalian sudah bebas, kenapa polisi tidak
menyuruh ibu untuk menjemput?” “ Kata Polisi tidak usah dijemput boleh pulang
sendiri”. Kasminah bukan merasa senang malah ada rasa ketakutan. Kedua anaknya
telah kembali.
Gembong
sama Slamet adalah anak-anaknya dari suami yang berprofesi seorang gali di
pasar Nusukan. Kasminah hanya di kawin siri karena Wito nama suaminya itu sudah
beristri, tapi kedua anaknya itu diserahkan Kasminah. Memang kacang tidak
ninggal lanjarannya kata pepatah orang jawa. Bapaknya seorang gali, Gembong
sama Slametpun juga gali besar dari kota ke kota mereka termasuk daftar incaran
polisi makanya Kasminah merasa ketakutan jangan-jangan kedua anaknya itu
dikeluarkan polisi karena mau dihabisi nyawanya karena sekarang lagi ramai
penembakan misterius dan yang dicari adalah gali dan bencoleng.
Kasminah
kini sudah tampak cantik kain yang membalutnya tampak serasi dengan kebaya yang
ia kenakan. Tak lupa konde besarnya itu yang menjadi andalan ia kenakan dengan
cantiknya. Memang benar kalau Kasminah itu digandrungi setiap kaum pria yang
memandangnya.
“
Ya hallo saya sendiri pak, ada apa njih kok bapak menelpon saya”, kata Kasminah
dari telpon genggamnya. “ Begini bu, kalau bisa ibu secepatnya ibu dan bapak
Wito datang kemari karena ada sesuatu yang harus kita bicarakan di kantor
sehubungan dengan kebebasan kedua anak ibu”, Kata suara dari telpon genggam
itu. Mendengar suaranya seperti polisi tapi Kasminah seperti biasa ngobrolnya.
“ Ya pak trimakasih”, Kasminah menutupnya sambil terdiam kaku. “ Ternyata benar
apa yang aku takutkan sekarang ini”. Kata Kasminah bicara sendiri. Tak lama
kemudian Kasminah mengangkat telponnya kembali untuk menghubungi pak wito
seperti dari suara telponnya tadi.
“
Hallo pak, tadi aku dibel polisi Boyolali katanya kita harus secepatnya ke sana
ada yang mau diselesaikan di sana”. Kata Kasminah di dalam obrolan telponnya
dengan pak wito suaminya. “ Ngapain kita harus ke sana khan Gembong sama Slamet
juga sudah keluar”. “mTapi ini penting pak”. “ sudahlah tunggu nanti aja,
sekarang ttelpon kembali polisi itu katakana kita pasti ke sana tapi belum tahu
waktunya”, perintah pak Wito pada Kasminah. “ Ya udah kalau begitu nanti aku
bel polisi itu kembali”.
Dari
sekian suami Kasminah tak seorangpun dari mereka yang mau menafkahi anak-anak
mereka, kalau memang mau member uang kalau pas mampir ke rumah Kasminah. Untuk
itu dengan susah payah Kasminah dan simbok orang tua Kasminah mencari nafkah
untuk anak dan keluarganya. Selain jual kain batik tulis yang harganya variatif
dari yang Rp 50 000 sampai yang harga jutaan ada. Tapi dia hanya menjualkan
saja dari seorang cina di pasar klewer, dengan modal percaya saja Kasminah
dapat menafkahi anak-anaknya. Selain menjual kain batik dia juga dipercaya
orang untuk menjualkan berlian, intan permata dari seseorang di pasar klewer
juga. Kasminah juga mencukupi keluarganya jual nasi liwet di depan tempat
peristirahan umum terbesar di solo yaitu bonoloyo setiap mal;am jumat.
“
Mbok ini hari apa ya?”, Tanya Kasminah pada simboknya. “ kamu itu sibuk sekali
sampai lupa hari, ini khan hari kamis memang ada apa to nduk?” “ Kalau hari kamis khan nanti
malam khan aku harus jualan”. “ Sudahlah Kas kamu itu tidak usah jualan masakan
matengan malam hari repot”. “ ndak mbok sayang mala mini ternyata malam jumat
kliwon pasti banyak pengunjung di bonoloyo”. “ Ya terserah kamu aja kalau
begitu’. “ Kalau begitu aku ke pasar dulu belanja dulu bahannya ya mbok”. “ Ya
sana hati-hati”.
Setiap
malam Jumat memang Kasminah jualan di Bonoloyo. Malam Jumat adalah malam yang
paling banyak pengunjunnya untuk tirakat di tempat peristirahatan itu. Dari
sekian orang ada satu orang pengunjung langganan Kasminah yang selalu membeli
untuk jajan. Selain ia jajan ternyata jajan tapi ternyata menaksir Kasminah
tapi tak berani mengungkapkan tidak seperti suami-suami Kasminah dari pandangan
pertama lalu dinikahi Kasminah.
“
Malam mbak Kasminah aku makan seperti biasa dan minumnya kopi ya”, kata
laki-laki itu. “ O ia mas silahkan iwaknya paha atau dada mas”, kata Kasminah “
Aku mau semua karena aku suka paha dan dada apalagi masakan mbak Kasminah ini
aku suka sekali”, kata laki-laki itu sambil bergurau. “ Wah, mas ini bisa aja”.
“ Mbak Kasminah mala mini kok kelihatan pucat dan tampak capek sekali apa ada
yang sedang dipirkirkan”, kata laki-laki itu sambil menyatap nasi liwet yang
diberikannya. “ ndak ada apa-apa”. “ cerita saja, mungkin aku bisa membantu”. “
Begini lho mas, tadi pagi aku dibel polisi Boyolali secepatnya aku disuruh
menghadap ke sana sehubungan dengan bebasnya anak-anakku dua hari yang lalu”. “
Maaf ya mbak, kalau boleh tau anak mbak di tangkap polisi Boyolali dan di sel
disana kasus apa ya”. “ Dua anakku itu khan langgana di hotel borneo, tapi yang
terakhir ini dia khan bobol ATM di daerah Boyolali dan tertangkap”. “Apa
namanya Gembong sama Slamet mbak”. “ Iya, kok mas tahu”. “ Ndak khan kebetulan
aja karena aku juga dinas di sana”. “ Maaf mas, mas ini sebenarnya pekerjaannya
apa to?” “ Aku polisi yang dinas di Boyolali mbak[‘’. ‘ Kebetulan kalau begitu
sebebarnya ada apa ya aku dipanggil ke sana”. “ Tapi sebaiknya mbak Kasminah ke
sana saja”. “ Tolong dibocorin sedikit saja, aku ndak apa-apa kok meskipun
nanti menyakitkan aku”.’ Begini lho mbak kedua anak mbak itu termasuk daftar
pencarian polisi untuk dieksekusi. “ Kala hal itu sebenarnya aku juga sudah
rasakan dari kemarin, sebenarnya Gembong sama Slamet itu dijatuhi hukuman lima
tahun tapi bari satu tahun kok sudah bebas mungkin ini akan sama seperti
temannya yang lain di tembak konyol begitu saja”. “ Tapi sekali lagi maaf lho
mbak bukannya aku membuat mbak Kasminah jadi kaget”. “ Tidak apa-apa sekarang
aku jadi lebih kuat menghadapi kejadian esok-esok hari”.
Jumat
pagi yang cerah Kasmina bersama pak Wito dan istrinya menumpang bus jurusan
Semarang untuk pergi ke Boyolali. Ketiga orang itu adalah orang tua Gembong dan
Slamet yang mau menemui polisi di Boyolali. Tapi ternyata Tuhan mempunyai
rencana beda bus yang ditumpangi mereka jatuh masuk jurang di daerah masuk
Boyolali. Dari sekian korban yang meninggal dunia satu diantaranya adalah
Kasminah.
“
Sudah jam enam kok Ibumu belum pulang ya”. “ Ia mbah aku takut kalau ibu ada
apa-apa di jalan”, kata cucunya kakang ragil itu “ Hus … kamu ini ngomong apa,
nadak boleh begitu kamu harus selalu berdoa untuk ibumu supaya diberi
keselamatan kemanapun ibumu pergi.
Sejak
pagi anak Kasminah yang ragil nangis terus, badannya tidak panas giginya tidak
lubang, tidak pilek ataupun batuk, tidak juga diare tapi sikecil menangis terus
tidak mau diam sampai simboknya Kasminah kewalahan menjaganya. Tidak selang
begitu lama suara sirine ambulan terdengar makinlama makin dekat suara itu dan
berhenti di depan rumah Kasminah.
“
Selamat malam ibu, saya polisi dari Boyolali mau antarkan jenazah ibu
Kasminah”.
“ Masya Allah
pak benar itu Kasminah anakku”. “ Lho ibu belum diberi kabar bapak Wito”.
“ Belum pak,
aku ini ibunya Kasminah dan ini sebagian anak-anak Kasminah, pantas perasaanku
tidak enak satu hari ini kejadiannya bagaimana sebenarnya pak”. “ Bus yang
ditumpangi bu Kasminah bersama Pk Wito jatuh ke jurang daerah Boyolali yang
meninggal delapan orang salah satu diantaranya anak ibu “. “ Oalah Kas kenapa
kamu meninggalkan anak-anakmu kok bukannya aku dulu yang dipanggil”, simbok
merintih sambil menangis. “ Maaf boleh saya membersihkan ruangan ini untuk
tempat jenazah “. “ o ia pak silahkan”.
Tetangga semua berdatangakan untuk ikut berbela
sungkawa sama simbok dan anak-anak Kaminah.
Sepeninggal
Kasminah simbok satu-satunya orang yang
harus mencari nafkah untuk anak-anak Kasminah. Simbok berjualan bubur di rumah
kalau pagi. Jualan simbo selalu laris dibeli para tetangga selain masakannya
enak murah juga. Tapi tidak pagi ini jualan simbok Nampak sepi.
“
Wanita itu sudah berapa kali mondar-mandir di depan rumah, nampaknya dia
seorang polisi wanita”. “ Ibu jualan apa ya?”, kata wanita itu membuyarkan
lamunan simbok. “ Nasi sama bubur bu”. “ Boleh saya pesan buburnya bu”.’ O ia
boleh tapi sebentar aku harus ambil piring dulu di dalam”. “ Silahkan bu”, kata
wanita itu. “ Gembong mana adikmu di luar ada polisi wanita kelihatannya dia
mengintai rumah kita kamu harus secepatnya sembunyi”. “ polisi mbah kalau
begitu aku harus naik di atap belakang yan mbok”. “ Terserah kamu pokoknya
secepatnya karena aku hanya ijin ambil piring ini masuk ke dalam dan sekaligus
memberitahu kamu”. “ Maaf yan nak lama, o ia tadi pesan apa?”. “ Bubur bu pakai
terik aja yang ndak pedas”. “ ini nak silahkan, boleh aku makan di dalam bu”. “
bo…boleh “. kata simbok sambil gemetaran
“ Mati aku anak-anak itu sydah sembunyi belum?” “
Sudah ibu berapa ya” “ lima ribu nak kok cepat sekali nak”. “ Sudah bu saya
harus kembali ke kantor”, kata wanita itu sambil memukul mulutnya karena
keceplosan.
Sore
itu Gembong sama Slamet minta ijin pada mbahnya untuk keluar karena lama ia
tidak keluar rumah resah rasanya.
“
Mbah aku harus keluar dulu sama Slamet capek aku di rumah terus”. “ Jangan nak,
kamu tidak boleh keluar dulu, kalau memang kamu akan keluar mau naik apa?” “
Aku pinjam motor mas Bakrun dulu sambil menstater motor dan berlalu”.
Semalaman
simbok tidak tidur menunggu kedua cucunya kembali
“ Hari ini genap satu minggu meninggalnya Kasminah”,
kata simbok sambil melamun. “ Mbah tadiu didepan sekolah ada orang mati yang
kepalanya ditutup dengan tas kresek bajunya seperti mas Slamet mbah”, kata
Yanti adik Gembong. “ Masak…?”, kata simbok sambil terkejut. Tak lama kemudian
pak RT datang “ Selamat pagi bu, maaf boleh saya ganggu sebentar”. “ Silahkan
pak RT ada apa ya?” ‘ Begini bu, tadi pagi ditemuka mayat si Gembong di depan
pasar tapi sekarang sudah dibawa ke rumah sakit”. “ Habislah riwayatnya semua”,
kata semua sambil duduk lemas di kursi. “ Kalau memang ibu mau ke rumah sakit
untuk ngecek nanti saya antar “. “ Ia pak RT tolong antar aku sekarang ya”. “
Ia bu, mari”.
Setelah
dicek di rumah sakit ternyata benar dua orang yang tergeletak di kamar mayat
itu cucunya yang semalam ia larang untuk keluar rumah. Akhirnya keduanya dimakamkan
beriringan menuju ke tempat pemakaman umum bak seperti pahlawan yang telah
gugur.
---------- sekian
----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar