EUFORIA SESAAT
EMPAT
BELAS JUNI
DI SPESABA
Hari-hari berjalan begitu
cepat setelah selesai Ujian Nasional tanggal 5 - 8 April 2014 lalu. Kebersamaanku dengan
sahabat-sahabatku dan Guru-guruku tercinta tak akan bisa setiap hari lagi.
Entah mengapa rasanya begitu berat untuk meninggalkan Spesaba ini. Spesaba adalah sebutan untuk SMP
Negeri 1 Bandungan, tempatku menimba ilmu selama tiga tahun terakhir.
Begitu banyak kenangan terukir di sekolah ini. Kisah-kisah lucu bersama
teman-teman, kejailan Dyki yang suka bikin geli semuanya, Si Burhan yang
otaknya brilian tapi kadang kelihatan culun, Ely yang suka menggodaku, pokoknya
semua akan jadi kenangan indah dalam hidupku.
“Eeiiit, ngalamun aja Coy”, tiba-tiba Si Ely mengagetkanku.
“Iiiiih, kamu ini bikin aku kaget aja. Aku deg-degan banget,
tauuu? Malah kamu ganggu lagi, gimana kalau jantungku sampai copot coba?” aku
jadi cas cis cus, gemes sama Si Ely. “kalau copot biar dipasangin lagi sama Burhan.
Do’i kan suka sama kamu Sya, biar sekalian dia bersemayam tuh di hati kamu.
Asyik kan kalau Si Burhan yang brillian ketemu dengan Maisya si kutu buku,
wah...wah...wah, dunia bakalan ada di bawah kekuasaan kalian berdua.” Ely
teruus saja menggodaku. Sahabatku yang satu ini memang bawaannya selalu ceria.
Dia tidak pernah menampakkan kegelisahan dalam suasana apapun. Meski lagi
nunggu pengumuman kelulusan begini, lihat saja dia tetap bercanda menggoda
teman-temannya.
Aah, Burhanudin. Cowok satu ini
berpenampilan kalem cenderung pendiam. Tapi entah mengapa aku begitu sebel
padanya. Habis dia sok perhatian gitu padaku. Pokoknya aku sebel banget, dan
tidak perlu kasih alasan mengapa aku sebel, apa sebabnya dan seterusnya. Waktu
terus berlalu. Detak jam tanganku melewatkan detik demi detik waktu seirama
detak jantungku. Entahlah, saat menunggu waktu serasa begitu lama berlalu.
Kepala
sekolah naik ke podium. Dengan gaya bicaranya yang khas pak Tri Widodo sengaja
membuat jantung kami siswa-siswi SMP Negeri 1 Bandungan berpacu
lebih kencang. Detik-detik terakhir menjelang pukul 15.00 kami
benar-benar tegang dan gelisah menunggu. Pukul 15.00 tepat
Pak Tri berucap, “dan hasil kelulusan siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 1 Bandungan tahun pelajaran
2013/2014 dinyatakan lulus 100%”.
“Horreeee....”
Serentak seluruh siswa melompat berdiri kegirangan.
Ketegangan dan kegelisahanpun seketika mencair. Semua yang hadir dilapangan
larut dalam kegembiraan dan kebahagiaan. Bom smoke pun segera diledakkan. Kabut
asap warna-warni mengiringi suasana
happy dan teriakan anak-anak yang tiada
henti. “Hidup Spesaba..., hidup spesaba..., teruslah Berjaya!” Mereka terus berjingkrakan sambil meneriakkan
yel-yel.
Aku
ada diantara mereka, aku merasakan apa yang dirasakan teman-temanku,
sahabat-sahabatku, rasa bahagia memenuhi dada kami. Burhan mendekatiku,
“selamat ya Sya...You are the best, kamu terbaik buat aku, apapun yang kau
pikirkan tentang aku, tak akan merubah perasaanku ke kamu karena rasa tak bisa
dipaksa datang dan tak bisa disuruh menghilang”. Tumben dia berkata panjang
lebar, biasanya sepatah dua patah aja udah mahal bukan main bicaranya. “Oke,
thank’s, kamulah yang terbaik, kamu selalu nomor satu Han, selamat...selamat...selamat
juga ya”. Kamipun berjabat tangan, ia
genggam tanganku erat, pertamakali aku tidak merasa sebel ada didekatnya. Aku
heran,mengapa rasanya berat perpisahan ini. Mengapa begitu berat kurasa
berpisah dengan Burhanudin? Mengapa jantungku deg-degan saat-saat terakhir
kebersamaan kami di Spesaba tercinta ini?
“SKHUS dibagikan besok Senin, sekarang
pulang aja yuuk”, Burhan mengajakku pulang dan aku mengiyakan saja. Kamipun
meminggalkan teman-teman yang masih asyik bersukaria. Dia melanjutkan kembali
perbincangan kami. “Euforia cukup sesaat saja Sya, ndak perlu lama-lama, besok
kita harus memikirkan mau sekolah ke mana lagi”. Ia diam sejenak. “Perjalanan
kita masih begitu panjang, banyak rintangan dan tantangan yang akan kita hadapi
bukan?” “Iya, setuju”, aku menjawab sekenanya. Aku kagum, dia bisa berpikir
begitu dewasa.
“Tuh angkotnya dah datang, Han aku
duluan ya...” Aku buruan naik angkot. Burhan melambaikan tangannya mengiringi
jalannya angkot yang kutumpangi. Aku berharap dia melanjutkan ke sekolah yang
sama denganku, hingga perpisahan yang kurasa berat ini tidak terjadi. Semoga .......
---------- good bye
----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar