MENU

4 KARYA TERBARU BU RINI



BELAJAR PUISI DENGAN TEKNIK SIMPAN PINJAM
                                   

            Kalian tentu tahu koperasi bukan? Koperasi adalah  badan usaha beranggotakan orang-orang atau organisasi berbadan hokum yang berazaskan kekeluargaan yang salah satunya bergerak dibidang simpan pinjam untuk kesejahteraan anggota. Sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan uang di koperasi dapat dimusyawarahkan baik menyimpan atau meminjam dengan konsekwensi yang telah disepakati bersama.
            Puisi bentuknya struktur terdiri atas beberapa bait yang tersusun atas beberapa larik dengan bahasa yang digunakan bermakna kias dan simbol-simbol tertentu. Menulis puisi sebenarnya mengungkapkan gagasan dalam bentuk puisi. Gagasan itu dilandasi tema tertentu, oleh karena itu sebelum menulis puisi kita tentukan dulu tema puisi. Tema akan berkembang dengan menentukan hal-hal apa yang dikemukakan dalam puisi. Dalam menulisd puisi kalian harus memilih kata-kata yang tepat atau diksi karena bukan hanya maknanya tetapi juga harus tepat bunyi-bunyinya dalam menyusun kata-kata itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan makna estetis (indah) selain itu juga harus mendayagunakan majas agar puisi yang demikian baik ( Bahasa Indonesia SMP/MTs VII : 84).
            Dengan teknik yang ditawarkan dalam koperasi yaitu simpan pinjam ternyata juga dapat membantu kita dalam pembuatan puisi. Seperti yang telah dilakukan oleh penulis dalam penelitian pada tahun 2012 di kelas VIIIA Semester Dua bisa diambil kesimpulan bahwa dengan teknik simpan pinjam dengan media film documenter dapat meningkat karena sebelum menggunakan teknik ini mereka mengalami kesulitan dalam mencari diksi dengan tema tertentu atau tema bebas tetapi setelah menggunakan teknik simpan pinjam enga media film documenter hampir seluruh siswa yang ada di kelas VIIIB dapat menulis puisi dengan baik yaitu dengan cara, guru menampilkan fil documenter lalu siswa menuliskan kata-kata dari film yang di lihat, misal dalam film dokumenter Pahlawan Jendral Sudirman dapat mereka tulis rel kereta api, darah, pesawat dan lain-lain. Ternyata dalam satu kelas siswa yang menilskan kata-kata tidak sama meskipun dalam film documenter yang sama yang mereka lihat. Kata-kata yang mereka peroleh dapat mereka simpan atau pinjamkan pada teman yang lain untuk memperkaya dalam menulis puisi dengan makna-makna simbolnya. Contoh salah satu puisi karya teman kalian yang menggunakan teknik simpan pinjam ini adalah sebagai berikut :

DARAHMU BUKTI NEGERI INI MERDEKA

Bunyi Meriam yang mendentum
Suara tembakan yang membisingkan telinga
Langit hitam mencekam,
Api mengegelora yang memanas,
bak membakar semangat para pejuang kita
            Tak sedikit mereka yang gugur karena kebengisanmu
            Tak sedikit wanita dan anak-anak yang kehilangan suami atau bapaknya
            Tak sedikit orang-orang kehilangan harta bendanya
            Itu semua karena keserakahanmu.
           
Contoh puisi diatas adalah diksi yang mereka peroleh dengan cara kerja sama dengan teman dalam satu kelas yaitu denga cara menyimpan atau meminjamkan katanya setelah mereka melihat  film documenter yang mereka lihat bersama. Setelah kit abaca bersama puisi di atas bisa kita tentukan bahwa temanya adalah puisi kepahlawanan karena filem yang mereka lihat adalah film tentang perjuangan seorang pahlawan untuk Negara Tercinta Indonesia. Setelah kalian baca hasil  penelitian penulis tersebut wajib kiranya kalian coba dalam menulis puisi.


Nama                        :  Rini Pralistyawati, S.Pd.
Pangkat/ Gol              :  Pembina TK I / 4b
Instansi                      :  SMP N I Bandungan Kabupaten Semarang
PengalamanMenulis    :  Finalis Lomba Karya Ilmiah Inovatif 2013.


PUISI ALAM
(By : Rini Pralistyawati, S.Pd.)

mesranya sapaan angin
menjamah tubuhku yang gersang
terbangkan semua kegersangan

cakrawala tampil cemerlang
berselendang pelangi
bumbui kemegahan alam

gemuruh ombak berkejaran di pantai
perjuangan yang tiada putus
sempat bangkitkan semangatku
nyalakan nyaliku
dari tidur panjangku

hamparan hijau tergelar
berpagar sungai peluntur kelelahan
berdinding gunung perkasa
tegar menyongsong zaman

kulahap kenikmatan yang hadir
dengan segenap inderaku
keindahan alam begitu sempurna
sulit tergambarkan lewat taburan kata
istana raya penuh kedamaian
kandung selaksa kasiat
ubat penolak duka
pendobrak kepengapan

gema alunan burung bervokal
serukan tembang kedamaian
keantero jagat gemerlapan
peredam gejolak emosi
peluruh keangkuhan

sekeluarga kelinci berpesta
diatas permadani hijau
berselimut kebahgiaan

panoramanya alam kian gemilang
matapun enggan berlalu
serasa berenang di telaga kedamaian.



TRAGEDI BINTARO
(By : Rini Pralistyawati, S.Pd.)

 Bintaro……..
Kini kau telah murka kembali
Hawa panas terasa di kota Jakarta
Karena Bintaro Telah terbakar

                                    Ular panjang berjalan berirama
                                    Membawa gerbong siap menyongsong senin di pagi itu
                                    Yang menggores Bintaro memakan korban kembali

Kini Tuhan telah berkata beda
Seninmu berubah menjadi pagi yang panas karena kobaran api
Harapan hanya tinggal catatan sejarah
Yang menggores Bintaro memakan korban jiwa

                                    Wajahmu tampan bagai hatimu yang sangat mulia
                                    Kini kau tahu nyawamu terancam
                                    Tapi kau selamatkan puluhan wanita
                                    Kau telah menjadi pahlawan kemanusiaan
                                    Gugur karena setia akan tanggung jawab

Gadis manis dari tanah Karo
Kau dating ke kota ini tuk gapai cita
Kau harapan sanak saudara

Kini ….
Kau telah di surga karena pagi itu
                                    Wanita-wanita itu telah tiada
                                    Tapi Tuhan mencintaimu
                                    Karena setiap langkahmu adalah ibadah
                                    Demi anak dan keluarga
                                    Beristirahatlah dengan tenang
                                    KarenaTuhan akan memberikan tempatmu yang indah.

 


WANITA BERKONDE BESAR
(By : Rini Pralistyawati, S.Pd.)
           
Ia terduduk lemas di atas balai-balai depan rumahnya, sesekali mengelap keringat didahinya. Ia tidak menyangka kalau dari sejumlah anaknya ada yang takbiatnya jauh dari seperti anak-anaknya yang lain. Wanita itu berfikir sepertinya baru satu tahun kedua anaknya itu berada di hotel berneo dari lima tahun yang dijatuhkan hakim saat sidang yang lalu. Perasaan senang bercampur takut berita yang ia dengar dari polisi Boyolali tadi.
“Lho kamu sudah pulang Kas?”, kata Wanita itu. “Ia mbok, capek sekali rasanya mbok, boleh aku masuk untuk istirahat”. “Ia, masuklah tapi sebentar Kas, tadi pak RT dating menanyakan keberadaan Gembong sama Slamet”. “Lalu simbok bilang apa sama Pak RT”, kata Kasminah karena terkejut karena kedua anak laki-lakinya yang satu hari ini ia pikirkan. “ Aku hanya bilang kalau Gembong sama Slamet sedang di rumah bapaknya”, kata simbok ibu Kaminah itu. “ Ya udah kalau begitu, aku istirahat dulu ya mbok”. “Ya sana pintu kamarnya dikunci aja dari dalam nanti anak-anak mengganggu istirahatmu”.
   Matahari kini mulai terbenam, hujan rintikpun turun dengan tenangnya. Suasana di keluarga Kasminah tampak sepi karena anak-anaknya sudah masuk kamar masing-masing, ada yang sudah tidur, ada yang lagi baca komik dan ada yang lagi serius belajar. Kasminah adalah wanita solo yang berasal dari Kecamatan Nusukan. Parasnya yang sangat cantik itu tidak mustahil bisa menaklukkan sejumlah pria, yang kata orang kecantikan Kasminah bak Roro Mendhut bahkan ada sebagian orang mengatakan Kasminah adalah titisan dari Roro Mendhut. Jadi tidak mustahil kalau anak Kasminah ada Sembilan dari delapan suaminya. Suami Kasminah ada yang jadi pejabat pemerintahan, pilisi, tentara, buruh pabrik, dan ada juga gali pasar Nusukan. Tapi suami tidak ada yang menikahi secara resmi atau melalui kantor agama tapi hanya nikah siri aja.
   Suara pintu terdengan diketuk orang dengan kerasnya. Tokkk….tokkkkk, tokkkkk…
“ Ya siapa di luar”, kata simbok . “ Aku mbah Gembong karo Slamet, cepat buka pintunya”. Kata dua pemuda dari luar balik pintu. “ Ha… Gembong sama Slamet?”, kata simbok terkejut sambil berjalam menuju pintu. “ Mbah aku pulang”, kala Slamet. “ Lho…. Kamu… kamu”. Kata simbok gemetaran. “ Apa… aku melarikan diri, ndak usah takut aku sama gembong memang sudah bebas pasti kalian tidak percaya ini bukti suratnya”. Slamet menunjukkan surat bebasnya sama ibu dan mbahnya. “ Betul kalian sudah bebas, kenapa polisi tidak menyuruh ibu untuk menjemput?” “ Kata Polisi tidak usah dijemput boleh pulang sendiri”. Kasminah bukan merasa senang malah ada rasa ketakutan. Kedua anaknya telah kembali.
   Gembong sama Slamet adalah anak-anaknya dari suami yang berprofesi seorang gali di pasar Nusukan. Kasminah hanya di kawin siri karena Wito nama suaminya itu sudah beristri, tapi kedua anaknya itu diserahkan Kasminah. Memang kacang tidak ninggal lanjarannya kata pepatah orang jawa. Bapaknya seorang gali, Gembong sama Slametpun juga gali besar dari kota ke kota mereka termasuk daftar incaran polisi makanya Kasminah merasa ketakutan jangan-jangan kedua anaknya itu dikeluarkan polisi karena mau dihabisi nyawanya karena sekarang lagi ramai penembakan misterius dan yang dicari adalah gali dan bencoleng.
   Kasminah kini sudah tampak cantik kain yang membalutnya tampak serasi dengan kebaya yang ia kenakan. Tak lupa konde besarnya itu yang menjadi andalan ia kenakan dengan cantiknya. Memang benar kalau Kasminah itu digandrungi setiap kaum pria yang memandangnya.
   “ Ya hallo saya sendiri pak, ada apa njih kok bapak menelpon saya”, kata Kasminah dari telpon genggamnya. “ Begini bu, kalau bisa ibu secepatnya ibu dan bapak Wito datang kemari karena ada sesuatu yang harus kita bicarakan di kantor sehubungan dengan kebebasan kedua anak ibu”, Kata suara dari telpon genggam itu. Mendengar suaranya seperti polisi tapi Kasminah seperti biasa ngobrolnya. “ Ya pak trimakasih”, Kasminah menutupnya sambil terdiam kaku. “ Ternyata benar apa yang aku takutkan sekarang ini”. Kata Kasminah bicara sendiri. Tak lama kemudian Kasminah mengangkat telponnya kembali untuk menghubungi pak wito seperti dari suara telponnya tadi.
   “ Hallo pak, tadi aku dibel polisi Boyolali katanya kita harus secepatnya ke sana ada yang mau diselesaikan di sana”. Kata Kasminah di dalam obrolan telponnya dengan pak wito suaminya. “ Ngapain kita harus ke sana khan Gembong sama Slamet juga sudah keluar”. “mTapi ini penting pak”. “ sudahlah tunggu nanti aja, sekarang ttelpon kembali polisi itu katakana kita pasti ke sana tapi belum tahu waktunya”, perintah pak Wito pada Kasminah. “ Ya udah kalau begitu nanti aku bel polisi itu kembali”.
   Dari sekian suami Kasminah tak seorangpun dari mereka yang mau menafkahi anak-anak mereka, kalau memang mau member uang kalau pas mampir ke rumah Kasminah. Untuk itu dengan susah payah Kasminah dan simbok orang tua Kasminah mencari nafkah untuk anak dan keluarganya. Selain jual kain batik tulis yang harganya variatif dari yang Rp 50 000 sampai yang harga jutaan ada. Tapi dia hanya menjualkan saja dari seorang cina di pasar klewer, dengan modal percaya saja Kasminah dapat menafkahi anak-anaknya. Selain menjual kain batik dia juga dipercaya orang untuk menjualkan berlian, intan permata dari seseorang di pasar klewer juga. Kasminah juga mencukupi keluarganya jual nasi liwet di depan tempat peristirahan umum terbesar di solo yaitu bonoloyo setiap mal;am jumat.
   “ Mbok ini hari apa ya?”, Tanya Kasminah pada simboknya. “ kamu itu sibuk sekali sampai lupa hari, ini khan hari kamis memang ada  apa to nduk?” “ Kalau hari kamis khan nanti malam khan aku harus jualan”. “ Sudahlah Kas kamu itu tidak usah jualan masakan matengan malam hari repot”. “ ndak mbok sayang mala mini ternyata malam jumat kliwon pasti banyak pengunjung di bonoloyo”. “ Ya terserah kamu aja kalau begitu’. “ Kalau begitu aku ke pasar dulu belanja dulu bahannya ya mbok”. “ Ya sana hati-hati”.
            Setiap malam Jumat memang Kasminah jualan di Bonoloyo. Malam Jumat adalah malam yang paling banyak pengunjunnya untuk tirakat di tempat peristirahatan itu. Dari sekian orang ada satu orang pengunjung langganan Kasminah yang selalu membeli untuk jajan. Selain ia jajan ternyata jajan tapi ternyata menaksir Kasminah tapi tak berani mengungkapkan tidak seperti suami-suami Kasminah dari pandangan pertama lalu dinikahi Kasminah.
   “ Malam mbak Kasminah aku makan seperti biasa dan minumnya kopi ya”, kata laki-laki itu. “ O ia mas silahkan iwaknya paha atau dada mas”, kata Kasminah “ Aku mau semua karena aku suka paha dan dada apalagi masakan mbak Kasminah ini aku suka sekali”, kata laki-laki itu sambil bergurau. “ Wah, mas ini bisa aja”. “ Mbak Kasminah mala mini kok kelihatan pucat dan tampak capek sekali apa ada yang sedang dipirkirkan”, kata laki-laki itu sambil menyatap nasi liwet yang diberikannya. “ ndak ada apa-apa”. “ cerita saja, mungkin aku bisa membantu”. “ Begini lho mas, tadi pagi aku dibel polisi Boyolali secepatnya aku disuruh menghadap ke sana sehubungan dengan bebasnya anak-anakku dua hari yang lalu”. “ Maaf ya mbak, kalau boleh tau anak mbak di tangkap polisi Boyolali dan di sel disana kasus apa ya”. “ Dua anakku itu khan langgana di hotel borneo, tapi yang terakhir ini dia khan bobol ATM di daerah Boyolali dan tertangkap”. “Apa namanya Gembong sama Slamet mbak”. “ Iya, kok mas tahu”. “ Ndak khan kebetulan aja karena aku juga dinas di sana”. “ Maaf mas, mas ini sebenarnya pekerjaannya apa to?” “ Aku polisi yang dinas di Boyolali mbak[‘’. ‘ Kebetulan kalau begitu sebebarnya ada apa ya aku dipanggil ke sana”. “ Tapi sebaiknya mbak Kasminah ke sana saja”. “ Tolong dibocorin sedikit saja, aku ndak apa-apa kok meskipun nanti menyakitkan aku”.’ Begini lho mbak kedua anak mbak itu termasuk daftar pencarian polisi untuk dieksekusi. “ Kala hal itu sebenarnya aku juga sudah rasakan dari kemarin, sebenarnya Gembong sama Slamet itu dijatuhi hukuman lima tahun tapi bari satu tahun kok sudah bebas mungkin ini akan sama seperti temannya yang lain di tembak konyol begitu saja”. “ Tapi sekali lagi maaf lho mbak bukannya aku membuat mbak Kasminah jadi kaget”. “ Tidak apa-apa sekarang aku jadi lebih kuat menghadapi kejadian esok-esok hari”. 
   Jumat pagi yang cerah Kasmina bersama pak Wito dan istrinya menumpang bus jurusan Semarang untuk pergi ke Boyolali. Ketiga orang itu adalah orang tua Gembong dan Slamet yang mau menemui polisi di Boyolali. Tapi ternyata Tuhan mempunyai rencana beda bus yang ditumpangi mereka jatuh masuk jurang di daerah masuk Boyolali. Dari sekian korban yang meninggal dunia satu diantaranya adalah Kasminah.
   “ Sudah jam enam kok Ibumu belum pulang ya”. “ Ia mbah aku takut kalau ibu ada apa-apa di jalan”, kata cucunya kakang ragil itu “ Hus … kamu ini ngomong apa, nadak boleh begitu kamu harus selalu berdoa untuk ibumu supaya diberi keselamatan kemanapun ibumu pergi.
   Sejak pagi anak Kasminah yang ragil nangis terus, badannya tidak panas giginya tidak lubang, tidak pilek ataupun batuk, tidak juga diare tapi sikecil menangis terus tidak mau diam sampai simboknya Kasminah kewalahan menjaganya. Tidak selang begitu lama suara sirine ambulan terdengar makinlama makin dekat suara itu dan berhenti di depan rumah Kasminah.
   “ Selamat malam ibu, saya polisi dari Boyolali mau antarkan jenazah ibu Kasminah”.
 “ Masya Allah pak benar itu Kasminah anakku”. “ Lho ibu belum diberi kabar bapak Wito”.
 “ Belum pak, aku ini ibunya Kasminah dan ini sebagian anak-anak Kasminah, pantas perasaanku tidak enak satu hari ini kejadiannya bagaimana sebenarnya pak”. “ Bus yang ditumpangi bu Kasminah bersama Pk Wito jatuh ke jurang daerah Boyolali yang meninggal delapan orang salah satu diantaranya anak ibu “. “ Oalah Kas kenapa kamu meninggalkan anak-anakmu kok bukannya aku dulu yang dipanggil”, simbok merintih sambil menangis. “ Maaf boleh saya membersihkan ruangan ini untuk tempat jenazah “. “ o ia pak silahkan”.
Tetangga semua berdatangakan untuk ikut berbela sungkawa sama simbok dan anak-anak Kaminah.
   Sepeninggal Kasminah simbok satu-satunya  orang yang harus mencari nafkah untuk anak-anak Kasminah. Simbok berjualan bubur di rumah kalau pagi. Jualan simbo selalu laris dibeli para tetangga selain masakannya enak murah juga. Tapi tidak pagi ini jualan simbok Nampak sepi.
   “ Wanita itu sudah berapa kali mondar-mandir di depan rumah, nampaknya dia seorang polisi wanita”. “ Ibu jualan apa ya?”, kata wanita itu membuyarkan lamunan simbok. “ Nasi sama bubur bu”. “ Boleh saya pesan buburnya bu”.’ O ia boleh tapi sebentar aku harus ambil piring dulu di dalam”. “ Silahkan bu”, kata wanita itu. “ Gembong mana adikmu di luar ada polisi wanita kelihatannya dia mengintai rumah kita kamu harus secepatnya sembunyi”. “ polisi mbah kalau begitu aku harus naik di atap belakang yan mbok”. “ Terserah kamu pokoknya secepatnya karena aku hanya ijin ambil piring ini masuk ke dalam dan sekaligus memberitahu kamu”. “ Maaf yan nak lama, o ia tadi pesan apa?”. “ Bubur bu pakai terik aja yang ndak pedas”. “ ini nak silahkan, boleh aku makan di dalam bu”. “ bo…boleh “. kata simbok sambil gemetaran
“ Mati aku anak-anak itu sydah sembunyi belum?” “ Sudah ibu berapa ya” “ lima ribu nak kok cepat sekali nak”. “ Sudah bu saya harus kembali ke kantor”, kata wanita itu sambil memukul mulutnya karena keceplosan.
   Sore itu Gembong sama Slamet minta ijin pada mbahnya untuk keluar karena lama ia tidak keluar rumah resah rasanya.
   “ Mbah aku harus keluar dulu sama Slamet capek aku di rumah terus”. “ Jangan nak, kamu tidak boleh keluar dulu, kalau memang kamu akan keluar mau naik apa?” “ Aku pinjam motor mas Bakrun dulu sambil menstater motor dan berlalu”.
   Semalaman simbok tidak tidur menunggu kedua cucunya kembali
“ Hari ini genap satu minggu meninggalnya Kasminah”, kata simbok sambil melamun. “ Mbah tadiu didepan sekolah ada orang mati yang kepalanya ditutup dengan tas kresek bajunya seperti mas Slamet mbah”, kata Yanti adik Gembong. “ Masak…?”, kata simbok sambil terkejut. Tak lama kemudian pak RT datang “ Selamat pagi bu, maaf boleh saya ganggu sebentar”. “ Silahkan pak RT ada apa ya?” ‘ Begini bu, tadi pagi ditemuka mayat si Gembong di depan pasar tapi sekarang sudah dibawa ke rumah sakit”. “ Habislah riwayatnya semua”, kata semua sambil duduk lemas di kursi. “ Kalau memang ibu mau ke rumah sakit untuk ngecek nanti saya antar “. “ Ia pak RT tolong antar aku sekarang ya”. “ Ia bu, mari”.
   Setelah dicek di rumah sakit ternyata benar dua orang yang tergeletak di kamar mayat itu cucunya yang semalam ia larang untuk keluar rumah. Akhirnya keduanya dimakamkan beriringan menuju ke tempat pemakaman umum bak seperti pahlawan yang telah gugur.



 ----------  sekian  ----------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar